Indonesia sebagai negara berkembang memang seolah tidak pernah berhenti menghadapi berbagai masalah. Korupsi, kemiskinan, dan kesulitan ekonomi hanyalah segelintir masalah dari sekian banyaknya masalah yang harus diselesaikan Indonesia. Disadari atau tidak, masalah-masalah tersebut saling berkaitan satu sama lain.
Pendidikan, adalah salah satu akar dari masalah-masalah tersebut. Berbagai pakar mengatakan bahwa pendidikan adalah hal mendasar yang harus diperbaiki untuk memajukan Indonesia. Namun, pada kenyataannya banyak hal yang terlupakan. Masalah utamanya bukan sekedar pada anggaran pendidikan tetapi bagaimana pendidikan itu dilaksanakan.
Beberapa hari ini berita mengenai kekerasan guru terhadap muridnya terus menghiasi media massa. Guru di SMK Gorontalo menampar belasan murid karena kesal. Ada lagi, seorang guru SD menjedotkan muridnya hingga giginya patah. Bahkan mungkin masih ada kekerasan lain yang tidak diketahui.
Apapun alasannya seorang guru tidak boleh melakukan tindak kekerasan sedikitpun terhadap muridnya. Ada dampak yang begitu besar dari permasalahan ini yaitu kemerosotan mental bangsa dan pendidikan sebagai akar dari berbagai masalah terancam kekokohannya.
Lalu bagaimana ingin mengatasi kemiskinan, korupsi, kejahatan jika pendidikan sebagai fondasinya sudah mulai terkikis oleh sikap premanisme? Pertanyaan itulah yang harus dijawab oleh nurani para guru.
Guru yang seharusnya menjadi teladan bagi para muridnya justru menjadi momok menakutkan. Kekerasan yang mencoreng martabat dunia pendidikan ini harus ditindak tegas agar tidak terulang lagi. Pemerintah sebagai instansi resmi harus membuat aturan tegas tentang kelangsungan proses pendidikan.
Hal lain yang sepertinya kurang diperhatikan dalam dunia pendidikan adalah mengenai sikap dari siswa. Jika guru sudah tidak memberi contoh yang baik bagaimana bisa siswanya menjadi siswa yang baik. Pepatah “Guru kencing berdiri, murid kencing berlari” sangat jelas memberi gambaran betapa guru sangat mempengaruhi sikap siswanya.
Sekolah adalah sarana siswanya memperoleh ilmu serta pembentukan diri. Jadi, tak sepantasnya ada kekarasan yang menghiasi pendidikan. Contoh sikap baik yang diberikan guru adalah bekal bagi siswa.
Materi yang diajarkan tidak hanya terbatas pada ilmu melainkan juga sikap dan moral yang harus dimiliki siswa. Hal ini penting untuk pembentukan jati diri siswa di masa yang akan datang.
Jika guru dengan mudah menampar siswa karena kesal, bukan tidak mungkin siswa pun akan melakukan hal serupa ketika ia sedang kesal. Segala bentuk kegiatan di sekolah merupakan pembelajaran bagi siswa. Dan segala yang terjadi pada siswa ketika di sekolah akan mempengaruhi kehidupannya di masa yang akan datang. Kasarnya, jika tidak ingin siswanya menjadi preman, maka janganlah mendidikannya dengan cara preman.
No comments:
Post a Comment