Tuesday, January 20, 2009

Teror Pendidikan dan Remaja Lewat Sinetron

Salah satu media yang paling banyak diminati adalah Televisi. Media ini banyak diminati karena lebih banyak memberikan hiburan dibanding media lain. Salah satu hiburan yang banyak digemari adalah sinetron.

Saat ini, masyarakat banyak disuguhi sinetron-sinetron remaja. Sinetron jenis ini umumnya ber-setting sekolah dan menggunakan seragam sekolah. Adegan-adegannya tidak sedikit yang melibatkan peran seorang guru.

Bagi masyarakat khususnya remaja, sietron remaja yang ada sekarang ini tentu menghibur. Namun, tanpa mereka sadari sebenarnya ada banyak kesalahan besar dalam sinetron-sintron seperti ini.

Sinetron remaja sering mengabaikan nilai pendidikan itu sendiri. Padahal seharusnya itu tercermin karena para pemerannya menggunakan seragam sekolah. Ada adegan dimana murid mengerjai guru, murid berkata kasar, murid jatuh cinta pada guru dan masih banyak adegan lain yang membuat arti pendidikan menjadi tercoreng.

Dari pakaian yang digunakan para artisnya juga memberikan kesan yang tidak baik. Misalnya saja, siswi yang menggunakan seragam sekolah dengan ukuran yang sangat kecil, seperti rok mini. Padahal pada kenyataannya, tidak ada sekolah yang memperbolehkan muridnya berpakaian tidak sopan.

Jalan cerita yang disuguhkan juga tidak jauh dari cerita cinta. Memang mungkin cerita tentang cinta adalah cerita yang paling banyak diminati penonton. Tetapi, apakah hanya cerita tentang cinta yang bisa diangkat? Apakah efek yang ditimbulkan pada penonton? Salah satu kunci suatu tanyangan memiliki pesan yang baik adalah dengan memikirkan efek yang ditimbulkan pada penontonnya.

Para pembuat sinetron juga harus memikirkan dengan baik bagaimana cara menyajikan suatu hiburan tanpa mengesampingkan nilai-nilai kebaikan dan pendidikan. Jangan sampai sinetron yang ber-setting dunia pendiikan justru tidak memiliki nilai pendidikan.

Kesan dan settingan yang ditimbulkan dalam sebuah sinetron remaja sering kali hanya gambaran akan kemewahan. Sosok remaja yang digambarkan disinetron remaja juga seolah hanya berkutat soal percintaan dan persaingan. Padahal ada banyak sisi yang bisa digali oleh pembuat sinetron untuk menumbuhkan jiwa muda pada remaja untuk berkembang menjadi remaja yang berkualitas.

Sebagai sebuah media yang dinikmati banyak orang, televisi harus konsisten dengan fungsinya sebagai media, yaitu pendidikan, informasi, dan hiburan. Dan sinetron yang tercakup didalamnya harus menginterpretasikan fungsi media tersebut. Suatu sinetron harus memiliki pesan yang bukan hanya menghibur, tetapi juga mendidik.

Remaja adalah masa depan bangsa. Pendidikan adalah modal pembangunan bangsa. Keduanya adalah modal besar demi terciptanya bangsa yang hebat. Jadi, harus ada perpaduan antar keduanya agar tercipta moralitas remaja yang berpendidikan. Sebenarnya, sinetron adalah sarana yang tepat karena disajikan dengan bukus hiburan dan memiliki kandungan pesan yang dapat langsung di pahami oleh penontonya.

Oleh sebab itu, bagi para pembuat sinetron diharapkan membuat suatu tanyangan yang berkualitas, baik dari segi penyajian dan pesan yang disampaikan. Nilai-nilai pendidikan, empati, religi, kepedulian dengan sesama dan realitas kehidupan harus lebih ditonjolkan. Jangan sampai penonton terdoktrin dengan kisah cinta remaja dan kekayaan yang selalu digambarkan dalam sinetron.

No comments:

Post a Comment